9 Jenis Kulit Terbaik untuk Membuat Sepatu

Suatu hari Anda sedang asik berselancar di online shop dan menemukan banyak sekali model sepatu ganteng. Anda mulai membaca profil sepatu, lalu bingung dengan pilihan jenis kulitnya. Masalah klasik.

Sangat disarankan untuk tahu benar konstruksi sepatu yang akan Anda bawa pulang sehingga uang tidak terbuang percuma untuk sepatu kulit abal-abal. Pemilihan jenis kulit sepatu yang cocok tidak hanya memperlihatkan selera anda dalam berpakaian, tapi juga menentukan kenyamanan dalam berpenampilan. Berikut adalah bahasan lengkap mengenai beberapa jenis kulit terbaik yang biasa dipakai dalam industri pembuatan sepatu.

Mengenai Kulit Sapi

Pertama, mari kita berkenalan dulu dengan kulit yang paling umum dipakai dalam industri sepatu, yaitu kulit sapi. Karena ketebalannya, kulit sapi selalu dipisahkan menjadi beberapa lapisan untuk bermacam-macam kebutuhan. Proses pengolahan kulit sapi mentah menjadi kulit siap pakai disebut tanning.

Pada dasarnya, kulit sapi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu Corium dan Grain. Serat kolagen pada bagian Corium karakternya tipis dan lebih fleksibel. Uniknya, semakin mendekati bagian Grain, kolagen semakin menebal, rapat dan kuat.  Bagian Corium dari sapi dewasa bisa menjadi sangat tebal. Itu sebabnya mengapa calf skin terasa lebih tipis, halus, dan lembut.

Bulu sapi tumbuh pada bagian paling atas dari Grain. Anda tidak perlu kaget jika banyak menemui gigitan serangga, stretchmark, luka, dan goresan di lapisan ini. Itu sebabnya bagian ini perlu digosok atau istilahnya, dikoreksi, supaya kulit terlihat lebih halus dan mulus.

Beberapa Kelas Kulit

1.Top Grain atau Full Grain (Kualitas Terbaik)

Proses pertama dalam penyamakan adalah memisahkan lapisan Corium dan Grain. Kulit paling luar disebut Top Grain. Kulit dengan Grain sempurna disebut Full Grain. Walaupun Full Grain terkadang ada cacat atau goresan, tetap saja harganya mahal dan paling banyak dicari –selain Top Grain– karena kualitasnya yang luar biasa. Kulit Full Grain dan Top Grain biasa disebut Grain leather. Tebal atau tipisnya sebuah lapisan tergantung pada pengaturan mesin penyamak. Setelah melalui proses besar ini, baru kemudian kulit sapi dapat diwarnai dan diberikan berbagai macam cairan pelindung.

2. Corrected atau Embossed Grain (Kualitas Kedua Terbaik)

Kulit Full Grain dengan banyak goresan dan luka harus diberikan penanganan lebih lanjut. Kulit akan ‘dikoreksi’ dengan cara digosok atau diamplas lalu digantikan dengan pola embos buatan menyerupai tekstur kulit asli. Efek dari proses ini adalah pori-pori kulit akan terlihat sempurna tanpa cacat. Sayangnya, kulit ini menjadi tidak lagi terlihat bertekstur natural.

Untuk Grain leather, ada 3 kategori umum pemrosesan: aniline, semi-aniline dan protected. Kulit aniline diproses dengan menggunakan cairan pewarna untuk menjaga tekstur alami dan tidak diberikan pigmen tambahan maupun lapisan pelindung. Ini yang membuat kulit terlihat sangat natural tapi sangat rentan terhadap goresan. Warna kulit kadang berubah dan seringkali memudar. Kulit semi-analine (seperti tali kekang) diproses dengan diwarnai sehingga terlihat mulus dan lebih terlindungi. Protected leather biasanya mempunyai lapisan tambahan yang disemprotkan sebagai pelindung kulit. Setelah melalui proses koreksi, tekstur kulit tidak akan terasa seperti aslinya karena sudah terkontaminasi produk pelindung dan proses pengembosan. Banyak juga pabrik kulit mengembos menggunakan pola kulit binatang lainnya seperti misalnya kulit buaya dan ular.

Lapisan terbawah kulit adalah bagian yang disamak dari area Grain khususnya Grain/Corium. Jenis kulit ini mempunyai banyak sekali nama dan kadang memusingkan untuk kaum awam. Banyak orang menyebut bagian terbawah kulit ini sebagai ‘Genuine Leather’ tapi istilah ini digunakan tidak konsisten. Biasanya orang mengenalnya dengan kulit asli sebagai pengganti kulit imitasi. Ada juga yang beranggapan ‘Genuine Leather’ adalah kulit asli yang dicampur dengan bahan lain.

3.Split Leather (Kualitas Murah Namun Fungsional)

Split leather masih bisa dipisahkan lagi menjadi lapisan yang lebih tipis yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Pabrik kulit akan menyemprotkan lapisan sintetik atau polymer supaya kulit serupa dengan Grain leather. Tapi kulit jenis ini tidak terlalu kuat dan tahan lama. Orang biasa menyebutnya Finished Split. Produk yang banyak menggunakan kulit jenis ini adalah kantong untuk peralatan besi, moccasin, pabrik Suede, dan masih banyak lagi.

Produk lain dari Split leather adalah Suede. Kulit ini diproses terbalik supaya mempunyai napped finish. Terkadang pabrik kulit memberikan synthetic finish dan tekstur folikel bulu untuk menyerupai Full Grain. Kulit ini dikenal dengan Finished Split. Banyak yang beranggapan bahwa kulit ini adalah kulit asli. Faktanya adalah, memang benar kulit ini asli namun tidak terlihat alami. Bahan ini adalah favorit para pengrajin sepatu untuk pembuatan sepatu kasual anak muda. Sayangnya, kulit ini lebih cepat kotor dan berubah warna jika terkena air. Selain itu, jahitannya pun mudah lepas.

Orang kadang salah mengira Suede sebagai Nubuck, Grain leather yang diproses untuk mendapatkan napped finish yang mirip dengan Suede. Perbedaannya adalah Nubuck (bagian dalam) lebih kuat dan tahan lama daripada Suede (bagian luar). Tetapi tekstur Suede cenderung lebih lembut dan fleksibel. Hal ini membuatnya lebih berguna dan digemari orang  untuk bermacam aplikasi.

4.Reconstituted, Bonded atau Fibre Leather (Kualitas Paling Rendah)

Bonded leather adalah bahan yang kualitasnya paling rendah karena sebenarnya material ini bukanlah kulit. Sebagian orang menyebutnya Reconstituted atau Blended leather. Kulit ini adalah sisa hasil industri yang dicampur filler atau fiber dan lapisan polyurethane sehingga terlihat mirip dengan kulit asli. Sangat mudah untuk mengenali jenis ini. Bagian belakangnya kulit Suede dan bagian luarnya Full Grain. Walapun konstruksinya terbentuk 51% fiber, tetap saja banyak perusahaan yang menganggap ini adalah representasi dari kulit asli. Harganya memang murah, tapi cepat rusak dan lapuk. Bonded leather biasa dipakai untuk industri furniture dan aksesoris murah, dan hard cover buku.

5.Calf Leather/Calfskin atau Box Calf Leather

CALFSKIN from TANNERIE D’ANNONAY

Calf leather adalah tipe kulit yang khas karena terbuat dari membran kulit sapi muda. Prosesnya dimulai dengan penghilangan bulu, dikeringkan dan disamak. Jenis kulit ini biasa digunakan untuk pakaian, sepatu, dompet berkualitas tinggi. Jaman dahulu, calf skin berkualitas bagus digunakan sebagai alas untuk menulis manuskrip.

Tekstur Calf leather sangat tipis, halus, kenyal, elastis dan mulus. Di dalam dunia fashion, calf skin disebut veau velours (Bahasa Perancisnya dari velvet calf). Kebanyakan sepatu dan sarung tangan dengan patent leather mempercayakan Calf leather karena karakter high polishnya dan sangat fleksibel. Vest, jaket, dan celana jarang menggunakan Calf leather karena harganya yang terlalu tinggi. Jika Anda menemukan produk calf skin yang murah, kulit itu kemungkinan besar adalah palsu. Calf leather bisa juga dipoles. Caranya dengan memberikan dressing atau warna. Jika digosok patina pada kulit akan terbentuk, membuatnya terlihat tua namun tidak pudar.

Untuk penggunaan lainnya, permukaan Calf leather juga sering digosok dan diamplas, menjadikannya kulit Suede. Ketika proses tanning, bulu sapi, bagian epidermis dan dalamnya dihilangkan. Ada juga orang yang menyebut kulit jenis ini sebagai Box Calf leather atau Chrome-tanned Calf leather. Kalau di Inggris warnanya harus hitam. Box Calf leather digunakan untuk upper sepatu ringan pria dan wanita. Kulit ini sering juga digunakan untuk membuat tas dan pelana kuda.

6.Vegetable Tanned Leather atau Crust Leather

Vegetable Tanned atau Crust leather

Vegetable Tanned atau Crust leather adalah kulit yang direndam dengan cairan nabati atau ‘vegetable’. Oleh karena itu, prosesnya disanggap organik, natural, dan ramah lingkungan. Proses tanning biasa menggunakan kulit pohon oak, chesnut atau mimosa sebagai agen pewarna.

Veg-tan atau vegetable tanning adalah metode tanning tertua yang pernah ada dalam sejarah kerajinan kulit. Tujuannya adalah membuang molekul dari kolagen kulit. Proses ini akan membuat kulit menjadi kering dan kaku. Oleh karena itu orang merendamnya dalam larutan tannin untuk menggantikan kolagen yang hilang supaya kulit kembali menjadi lembab dan fleksibel.

Proses untuk membuat Vegetable Tanned Leather cukup rumit. Dimulai dari Fase Pre-tanning, kulit dibasahi dan dibersihkan dari bulu, lalu kulit mentah disayat menjadi dua bagian. Kedua adalah Fase Tanning. Ini adalah saat dimana kulit dicelupkan ke dalam kolam yang mengandung tannin dari kulit pohon. Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu sampai penyerapan dilakukan maksimal. Setelah kulit diangkat, dikeringkan, dan dipisahkan tebalnya sesuai kebutuhan. Untuk Vegetable Tanned leather yang tidak diwarnai, prosesnya selesai sampai disini. Hasilnya adalah kulit akan berwarna pink pucat. Ketiga adalah Fase Dyeing, Hot Stuffing and Drying. Tanned leather yang masih diproses lebih lanjut kemudian diwarnai supaya karakternya keluar. Kulit akan dicelupkan ke dalam tong besar seperti tong pembuat anggur dan kemudian dirotasi. Kulit kemudian dipanaskan. Disini terjadi proses spesial dimana kulit dilembabkan dengan lilin dan lemak hewani untuk memberikan warna yang tajam. Proses ini akan merangsang keluarnya patina yang membuatnya menjadi lebih tahan lama. Setelah itu, kulit dikeringkan dan disusun. Proses penyusunan kulit akan membuat kulit menjadi sedikit lebih lembut. Fase terakhir adalah Finishing. Di tahap ini, kulit disemprot lagi dengan lapisan lilin untuk perlindungan lebih. Keseluruhan proses sangat intensif dan memakan waktu, biasanya sekitar 6 minggu.

Kelebihan Veg-Tan adalah kulit tidak akan mengkerut dan memiliki bau yang natural. sayangnya setelah lama dipakai, warna biasanya berubah menjadi lebih gelap. Proses ini lebih lama dari Chrome-Tanned leather, kulit dengan metode paling umum dalam tanning. Metode ekspres dengan menggunakan campuran bahan kimia, chromium, ini ditemukan tahun 1858. Istilah lainnya juga dikenal dengan Chromed-Tanned leather atau Chromed Crust. Proses ini hanya memerlukan 1 hari sehingga ongkos produksi menjadi lebih murah. 90% dari industri kulit sekarang menggunakan metode ini. Keunggulannya, warna tidak akan berubah. Tekstur kulit lebih tipis dan lembut dari Vegetable Tanned leather. Kekurangannya adalah diproduksinya limbah lingkungan karena penggunaan bahan kimia. Kemudian, kulit ini cenderung gampang berkerut hanya dalam pemakaian beberapa bulan saja. Selain itu, kulit tidak terlihat natural dan berbau bahan kimia.

7.Shell Cordovan Leather

Shell Cordovan Leather adalah salah satu jenis kulit terbaik dalam pembuatan produk dari kulit. Cordovan diambil dari kulit hialin pada bagian bokong kuda. Kulit ini sangat kuat dan tahan lama karena lapisan hialin mengandung serat yang padat. Sebenarnya lapisan ini menutupi seluruh bagian tubuh kuda tapi porsi paling banyak ada di bagian bokongnya.

Asal usul nama jenis kulit ini berasal dari kota Cordoba di Spanyol, tempat dimana kulit jenis ini pertama kali diproduksi oleh Visigoth di abad ke-17, sebelum Moors. Pada abad ke-19 dan 20, kulit ini dipakai sebagai pengasah pisau cukur. Belakangan, kulit ini banyak dipakai untuk produksi sepatu, tas dan dompet karena kualitasnya yang maksimal.

Anda mungkin bertanya kenapa kulit kuda ini sangat mahal, bahkan sampai 7,5 juta hanya untuk sepasang sepatu. Dilihat dari penampilannya, Shell Cordovan memang terlihat mirip dengan jenis kulit sepatu lainnya yaitu berkarakter halus, mewah, berwarna burgundy, coklat, dan hitam. Tapi kulit ini mempunyai keunikan tersendiri yang membuatnya sangat  ideal untuk sepasang sepatu. Material ini juga langka dan proses penyamakannya sangat lama dan perlu keahlian dalam pengolahannya jika dibandingkan denga kulit sapi. Karena kulit ini terbuat dari connective tissue, karakternya adalah tidak akan berkerut, teksturnya sangat halus dan hampir tidak ada jejak folikel bulu kuda. Jika digosok, Shell Cordovan mempunyai kilau seperti cermin, menjadikannya kulit ini terlihat sangat mewah dan eksklusif.

8.Pull Up Leather

Pull Up Leather adalah kulit yang diproses dengan cara diberikan zat aniline untuk menciptakan warna yang tajam. Penyamak menggunakan minyak dan lilin transparan ketika finishing, membuat kulit Pull Up menjadi terasa sangat lembut dan halus. Ketika kulit ini ditarik atau direnggangkan, warnanya sedikit berubah pada area yang ditarik. Inilah asal mula nama Pull Up Leather. Variasi warna yang kontras antara terang dan gelap terjadi saat proses penarikan kulit Grain dilakukan. 

Sebagai aniline leather, bekas luka, goresan akan terlihat. Patina serta kilapan akan semakin terlihat seiring dengan lamanya penggunaan. Pada kulit Pull Up, efek ini lebih terlihat dibandingkan jenis kulit lain. Ada sedikit perbedaan antara Pull Up Leather dan Distressed leather. Di tahap akhir, permukaan Pull Up leather diolesi campuran minyak dan lilin parafin dengan menggunakan roller. Kemudian, kulit dikeringkan menggunakan vakum sampai benar-benar kering. Hasilnya, kulit menjadi terlihat lebih mengkilap. Ketika kulit ditarik, terjadi perubahan warna di area penarikan kulit sehingga warna yang lebih terangpun muncul. Semakin Pull Up leather ditarik, kulit ini semakin menyerupai Distressed leather. Walapun goresan bisa dihilangkan dengan minyak natural yang ada pada kulit Anda, kemungkinan besar bekasnya akan menjadi permanen.

Pull Up leather dan Distressed leather adalah hasil dari proses aniline. Perbedaannya terletak pada proses perendaman. Distressed leather biasanya direndam di dalam drum berisi lilin parafin untuk menciptakan variasi warna dan karakter bekas pakai atau vintage, atau second-hand look. Permukannya lebih kesat. Efek perubahan warna pada Distressed tidak sedrastis pada Pull Up leather.

9.Crazy Horse Leather

Terakhir adalah Crazy Horse leather adalah kulit yang diproses dengan cara mengaplikasikan lilin khusus pada Full Grain leather yang sudah dihaluskan. Aplikasi dari lilin akan menambah keindahan serat kulit sehingga jika tergores atau teraba, warna naturalnya berubah menjadi sedikit lebih terang. Orang menyukainya karena proses ini memberikan kesan antik dan vintage. Proses ini akan membuat kulit menjadi tahan lama dan tahan air. Dengan dengan bertambahnya usia kulit, penampilan Crazy Horse leather akan semakin lebih ganteng. 

Stretching Crazy Horse Leather

Crazy Horse leather bukan diambil dari kulit kuda. Bahan utamanya tetap kulit sapi. Kulit ini dinamakan Crazy Horse karena sering digunakan untuk membuat pelana kuda. Banyak orang menyebutnya Saddle leather. Setelah melewati proses pemakaian jangka panjang, tentu saja kulit ini akan banyak tergores dan terluka. Uniknya, area yang tergores akan mempunyai warna yang berbeda sehingga menambahkan kesan jaman dulu. Kulit jenis ini sangat mirip dengan Pull Up leather. Ciri dari kulit Crazy Horse adalah pori-pori kulit yang tidak rata namun terlihat jelas dan baunya sangat alami.

41 thoughts on “9 Jenis Kulit Terbaik untuk Membuat Sepatu

    • Admin says:

      Thank you bro. Untuk lebih bagus yang mana, preferensi nya sudah ke ranah subjektif, karena masing-masing kulit pull up maupun crazy horse punya kelebihan dan karakter nya masing-masing. Termasuk untuk penggunaan apa sepatu tersebut.

    • Irsan Widyawan says:

      yes mas Richard, bisa pakai mink oil merk untuk menjaga kulit agar tetap bagus dan awet, selain berfungsi sebagai proteksi dari air. Untuk menjaga warna bisa pakai shoe cream untuk warna yg sesuai.

  1. Yudi Pratama says:

    Hai Kak, untuk sepatu dengan kulit crazy horse yang baru saya beli. Sebaiknya diolesin sama Mink Oil nya-kapan yaa? sebelum dipakai atau setelah berapa lama pakai?

  2. AJI PUTRA WICAKSANA says:

    Halo kak terimakasih informasinya, Btw mau nanya nih secara ketahanan dan durability jenis kulit apa yang paling unggul ya kak khususnya untuk dijadikan produk sepatu?

  3. AJI PUTRA WICAKSANA says:

    Halo min terimakasih informasinya, Btw mau nanya nih secara ketahanan dan durability apakah kulit vegtan adalah yang paling kuat? Atau masih ada yang lebih unggul dalam segi durability khususnya untuk dijadikan produk sepatu?

    • Indra Yusuf says:

      Yang terpenting adalah kulitnya termasuk jenis Full Grain kak, lapisan terbaik ada di bagian paling luar kulit dan vegtan memiliki bagian ini. Lalu berikutnya adalah cara penyamakannya, semakin lama kulit di dalam drum maka akan semakin berkurang kualitasnya, dan yang terakhir ada pada ketebalan kulitnya. Untuk sepatu formal biasanya di 1.6mm – 1.8mm dan work boots 1.8mm ke atas

  4. meidy says:

    min mau tanya, antara kulit pull up sama nappa, lebih tahan lama yg mana? Kalo kena goresan dan lain sbgnya. Kalo misal harganya sama, lebih worth beli yg pull up atau nappa ya?
    Makasi sebelumnya.

  5. Akhmad says:

    Kak saya punya tas kulit pas beli diketerangannya pull up. Tapi tekstur gak halus. Tapi lembut dan gak setahan pull up kalo kena air. Ini beneran pull up apa full grain murni ya kak?

Leave a Reply

Chat via WhatsApp
1
Butuh bantuan CS kami? Klik di sini!
Halo...
Silahkan klik tombol chat bila ingin bertanya atau memesan langsung via WhatsApp melalui CS kami...